Tentang Sifat Materi dan Pikiran

Tentang Sifat Materi dan Pikiran

Tentang Sifat Materi dan Pikiran - Hallo sahabat Mas Timonuddin, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Tentang Sifat Materi dan Pikiran, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Ilmu, Artikel Referensi dan Pendidikan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.



Judul : Tentang Sifat Materi dan Pikiran
link : Tentang Sifat Materi dan Pikiran

Baca juga


Tentang Sifat Materi dan Pikiran

Hasil gambar untuk Tentang Sifat Materi dan Pikiran



Materi dalam aktivitas konstan meskipun kita mungkin tidak melihatnya secara langsung. Materi adalah " aktif " (bergerak, berputar, berputar, memutar, bergetar, berkembang, tumbuh, berkembang, bertukar, mengubah, dll.) Di dalam dan di seluruh ruang. Aktivitas materi yang ditemukan di lingkungan kita ini menunjukkan dirinya dalam berbagai kejadian, perubahan sekuensial, dan pengamatan yang kita sebut " peristiwa" . Suatu peristiwa adalah kejadian yang terjadi di lingkungan kita. Sebagian besar kita dapat melihat peristiwa-peristiwa ini di alam dengan mata telanjang kita, atau mengalaminya melalui interaksi fisik kita dengan materi. Segala sesuatu yang kita lihat, sentuh, rasakan, dengar, dan cium adalah materi dan materi ini terkandung dalam apa yang kita sebagai manusia telah definisikan sebagai alam semesta.

Pada dasarnya, tetapi tidak secara eksklusif, manusia memperoleh pengetahuan dari peristiwa alam semesta material melalui panca inderanya. Melalui panca indera kita, kita menemukan bahwa beberapa hal dalam realitas fisik kita adalah konkret, memiliki bentuk, dimensi, bau, warna, rasa, volume, sementara yang lain bersifat abstrak, sulit dipahami, dan sulit untuk didefinisikan. Terlebih lagi, kami menemukan bahwa beberapa peristiwa menyebabkan ketidaknyamanan, sementara peristiwa lain dapat mengakibatkan hilangnya nyawa. Melalui panca indera kita, kita dapat berinteraksi dengan alam semesta ini secara fisik dan mental untuk memperoleh manfaat, kenyamanan, dan dukungan materi. Kita dapat menyimpulkan bahwa dasar bagi kemajuan sosial manusia, kemajuan akademik, industri, dan ilmiah berasal dari pengetahuan klasik (informasi) yang tersebar dengan begitu fasih di seluruh lingkungan material kita jauh sebelum manusia sadar akan realitas dirinya! Informasi yang ditemukan dalam penciptaan ini dimasukkan ke dalam otak tipe amuba kita sebagai makanan untuk pembakaran, untuk memberi makan, untuk belajar, mendorong manusia menuju proses berpikir tingkat tinggi, sesuatu yang ada dalam DNA purba Homo sapiens . Jadi, materi berbicara kepada manusia dalam sistem komunikasinya sendiri. Manusia menafsirkan komunikasi ini dari materi, menerjemahkan, dan membagikan pengetahuan ini kepada orang lain dengan menggunakan alat yang disebut "bahasa", yang terdiri dari sesuatu yang disebut " kata-kata ".

Manusia mengembangkan "kata-kata", yang terdiri dari bahasa untuk menggambarkan dan mengklasifikasikan pengamatan dan peristiwa yang ia alami dari lingkungan fisiknya. Misalnya, kata-kata seperti panas, dingin, hangat, manis, asam, dingin, kering, besar, dan kecil semuanya berasal dari pengamatan manusia dan interaksi dengan realitas universal material yang ia tinggali. Kita dapat mengatakan bahwa "kata-kata" adalah makna ekspresi dan deskripsi yang sudah ada dalam realitas universal kita, siap kapan saja untuk diterjemahkan ke dalam alat bahasa umum. Bahasa yang berbeda dari "kata" itu sendiri tidak penting, tetapi deskripsi, ekspresi, dan makna yang terkait dengan "kata" adalah titik akhir fokus. Jadi di awal alam semesta kita adalah "kata" atau "kata", dan ketika seorang pria mengamati atau mengalami suatu peristiwa dalam penciptaan fisik, "kata" itu kemudian menjadi manusia.

Dari pengamatan ini kami menemukan bahwa proses mental manusia mampu mengambil peristiwa pengamatan konkret dari lingkungan alam dan mengubah peristiwa ini menjadi bahasa abstrak (bukan konkret) yang menggambarkan dan mendefinisikan peristiwa ini tanpa kehilangan substansi dan makna dari pengamatan asli. Karena itu, realitas material yang lebih besar, alam semesta, memengaruhi evolusi manusia tidak hanya secara fisik tetapi juga mental, dan spiritual. Dibandingkan dengan spesies bernyawa lainnya yang menghuni planet bumi, seseorang dapat menyimpulkan bahwa manusia adalah ekspresi materi yang berevolusi pada tingkat tertinggi dari kenyataan material universal kita yang diketahui.


Demikianlah Artikel Tentang Sifat Materi dan Pikiran

Sekianlah artikel Tentang Sifat Materi dan Pikiran kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Tentang Sifat Materi dan Pikiran dengan alamat link https://mastimonuddin.blogspot.com/2019/03/tentang-sifat-materi-dan-pikiran.html
Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Post a Comment